Cantik Dari Hati Pancarkan Aura

hati-syam-1

Hadits tentang kecantikan hati. Sumber gambar: doc.pribadi

Cantik. Wanita mana yang tidak senang disebut cantik. Namun siapa sangka kalau parameter cantik ini tidak selalu sama. Tiap negara punya definisi cantik yang berbeda. Kulit putih sangat disukai di Asia. Tapi kulit sawo matang lebih favorit di Eropa dan Amerika. Tubuh langsing menjadi parameter cantik bagi kebanyakan negara. Tapi tidak di negera-negara timur tengah. Semakin berisi tubuhnya, justru makin banyak yang menyebutnya cantik.

Tidak hanya negara, bangsa, atau daerah, definisi cantik pun menjadi relatif bagi tiap orang. Ada yang suka dengan tubuh langsing, ada yang lebih suka dengan tubuh berisi. Ada yang suka dengan wanita tinggi semampai. Ada juga yang suka dengan wanita bertubuh sedang.

Air wudlu dan shalat juga bisa membuat wajah seseorang bercahaya. Tengoklah kawan-kawan kita yang baru saja berwudlu dan shalat. Wajahnya pasti lebih berseri ketimbang sebelumnya.Bahkan Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul”, mengemukakan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit[1].

Cuci Tangan Ala WHO Sudah Ada di Wudlu

Kecantikan yang saya sebut di atas adalah kecantikan fisik. Kecantikan yang terlihat dari pandangan pertama. Kita bisa senantiasa menjaga kecantikan fisik dengan berbagai perawatan kulit.

Jika hanya mengutamakan kecantikan fisik, banyak orang yang berusaha mengobral kecantikannya melalui berbagai cara. Mulai dari dandanan yang menor hingga pakaian yang seksi dan tak menutup aurat. Tidak sedikit yang rela menghabiskan banyak uang demi mendapat sebutan cantik dan menarik. Agar lawan jenis terpesona dan tak berkedip menatapnya. Agar sebutan cantik selalu melekat pada dirinya.

Padahal kecantikan seperti ini menjadi fitnah karena sebab masuknya pintu-pintu dosa dan perzinahan. Maka perkosaan dan pelacuran pun marak terjadi. Mereka yang tidak percaya diri dengan kecantikan dirinya berupaya memperbaikinya dengan operasi plastik. Padahal hal ini dilarang dalam agama.

Karenanya, cantik fisik saja tidak cukup. Selain itu, secantik apapun kita, jika kita punya sikap yang kurang menyenangkan, akan membuat banyak orang enggan berdekatan. Kecantikan fisik yang menarik di awal menjadi tidak terlihat oleh perilaku negatif yang kerap dilakukan. Karena, siapapun lebih suka diperlakukan secara positif ketimbang diperlakukan secara negatif.

sempal daging-cantik dari hati

Sumber gambar: doc.pribadi

Akhlakul Kariimah

Di sisi lain, banyak orang yang berwajah biasa saja tapi berkat akhlak yang baik ia mampu membuat banyak orang mengaguminya. Orang seperti ini mampu menerapkan kecantikan hati dalam dirinya, yang dalam agama disebut dengan akhlak.

Cantik dari hati bisa dirasakan dari perilaku dan tutur kata yang tidak pernah melukai lawan bicaranya. Kecantikan hati adalah pancaran aura dalam diri yang berasal dari hati yang bersih dan penuh cinta.Ditambah lagi dengan senyum dan sapa yang selalu mengembang. Bukankah dalam salah satu hadits disebutkan bahwa senyum kita untuk sesama muslim adalah sedekah?

Rasulullah pun pernah bersabda, bahwa yang terbaik di antara kita yang paling baik akhlaknya[2]. Akhlak atau kecantikan hati ternyata menjadi hal yang utama dalam Islam.

Sempurnakan-Akhlak1

Sumber gambar: muslimahactivity.wordpress.com

Dalam memilih suami pun, muslimah yang cantik dari hati lebih mengutamakan akhlak dan agama ketimbang harta, pangkat, dan jabatan sang calon. Akhlak akan membimbing sang istri menjadi istri shalehah. Akhlak lah yang akan membawa rumah tangga ke bahtera sakinah, mawaddah, wa rahhmah. Sedangkan harta kakayaan adalah ujian yang sering kali justru menjauhkan dari-Nya. Dengan pengetahuan agama yang baik, harta yang dimiliki pun dapat diarahkan sesuai syariah-Nya.

narta dan anak anak

Sumber gamber: blog.pesantrenmedia.com. Diedit pada bagian tulisannya

Mau Belajar dan Terus Perbaiki Kualitas Diri

Islam memerintahkan kita untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahad. Menuntut ilmu menjadi hal yang utama dalam Islam. Dengan banyak belajar membuat kita sadar akan masih banyaknya kekurangan diri ini. Kekurangan baik dalam pengetahuan maupun keahlian.

Dengan banyak belajar, sikap negatif seperti sombong dan prasangka buruk dapat dihindari. Lebih baik cari dahulu kebenarannya dengan bertabayyun daripada langsung memprasangkai ucapan seseorang dengan hal yang buruk.

Jalan Panjang Hijrahku

menuntut imu-cantik dari hati

Anjuran menuntut ilmu dalam hadits. Sumber gambar: instagram.com/yunanykt. Ditambahkan pada tulisan

Belajar tidak perlu harus melalui orang yang kita anggap hebat saja. Kalau hanya melalui orang hebat, itu menjadi bukti kesombongan diri karena tidak mau mengakui kelebihan orang lain di sekitarnya. Tapi belajar bisa dari siapapun yang ada di sekitar kita. Mempelajari hal-hal kecil adalah gambaran kepedulian pada hal-hal besar. Peduli pada hal-hal kecil adalah gambaran rasa syukur atas segala yang diberikan-Nya.

Peduli Akhirat

Sekecil apapun amal perbuatan yang kita lakukan, pasti mendapat hisab-Nya. Imam Al-Ghazali mendapat ridla Allah bukan karena banyaknya kitab yang ia buat dari hasil ijtihadnya yang hingga kini masih dipakai. Tapi karena kasih sayangnya pada seekor lalat yang meminum tinta yang sedang digunakannya menulis. Sebaliknya, Iblis sebelumnnya dikenal sebagai ahli ibadah. Namun karena kesombongannya, Allah lemparkan ke neraka.

Di sinilah pentingnya kecantikan hati. Jangan remehkan perbuatan dosa sekecil apapun karena bisa jadi itu yang menjerumuskan kita ke neraka. Jangan remehkan perbuatan baik, sececil apapun. Karena itu bisa jadi yang membawa kita ke surga-Nya.Bahkan menyingkirkan batu di jalan pun dapat menyebabkan kita mendapat pahala.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Iman itu ada enam puluh cabang lebih atau tujuh puluh cabang lebih. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan yang paling tinggi ialah ucapan ~Laa ilaaha illallooh~ (Tidak ada Tuhan selain Allah)”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]

Menjaga diri dari terjermus pada dosa-dosa besar meski hanya dalam hati. Merasa sombong dengan memamerkan kesenangan beribadah adalah salah satu bentuk syirik kecil, atau dikenal dengan riya[3].

Islam adalah agama tengah-tengah. Tidak terlalu ke kanan, juga tidak terlalu ke kiri. Berhukum dalam Islam adalah hukum yang seimbang. Allah Swt dalam Surat Al-A’raf ayat 31 memerintahkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam hal apapun.

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)

Ayat ini menganjurkan kita menjadi orang yang sederhana. Sederhana dalam bertutur, sederhana dalam berbusana, dan sederhana dalam bersikap.Tidak bergaya hidup mewah juga tidak menampakkan kesulitan agar dikasihani. Kedua penyakit hati ini banyak melanda umat Islam masa kini.

Menjaga tutur kata, sikap dan perilaku agar tidak melebih-lebihkan atau mengurang-kurangi kenyataan dalam berbicara. Menjaga tutur kata, sikap, dan perilaku agar senantiasa tidak menyakiti telinga yang mendengar dan melihatnya. Jika tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam. Itulah yang disebutkan dalam salah satu hadits.

berkata-yang-baik-atau-diam

Sumber gambar:detakmuslim.com

Tidak Menampakkan Kesulitan & Tidak Sombong

Sebaliknya, kita juga tidak diperbolehkan menampakkan pada orang lain kesulitan yang kita alami. Apalagi sampai berkeluh kesah. Rasulullah Saw melarang sikap berkeluh kesah tentang kehidupan ini.

“Barangsiapa yang di pagi hari mengadukan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), maka berarti ia telah mengadukan Tuhannya. Dan barangsiapa yang di pagi hari sudah merasa susah dengan urusan duniawinya, maka ia telah membenci Allah pada saat itu juga. Dan barangsiapa yang merendahkan dirinya di hadapan orang kaya lantaran melihat hartanya, maka telah hilang dua pertiga agamanya (dari dirinya).”

Segala hal yang kita alami adalah ujian dari-Nya, baik kesulitan maupun kemudahan. Saat diberi kesulitan, kesabaran dan kerelaan kita tengah diuji-Nya. Saat diberikan kemudahan, mampukan untuk tidak bersikap sombong dan tidak meremehkan orang lain. Mampukan untuk selalu bersyukur baik dalam lisan dan perbuatan serta menyadari bahwa segalanya berasal dari Allah Swt yang sewaktu-waktu bisa dicabut-Nya.

Betapa banyak orang yang mampu secara ekonomi namun mendadak tidak punya apa-apa karena musibah yang menimpanya. Baik musibah berupa banjir, bencana alam, tsunami, serta musibah-musibah lainnya.

Nabi Sulaiman As, sebagai raja terkaya yang pernah ada di muka bumi ini pun mengucap rasa syukurnya yang diabadikan-Nya dalam Surat An-Naml ayat 40:

“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia.”

Mengelola Emosi

Sama dengan kecantikan fisik, kecantikan hati ini harus dirawat. Adalah hal yang wajar jika suatu saat emosi seseorang bisa meledak karena hal tertentu. Emosi adalah hal yang manusiawi yang ada dalam diri setiap insan. Terpenting dalam hal ini bagaimana mengelolanya.

Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk membaca taawudz ketika marah melanda. Kemudian mengubah posisi badan dari berdiri menjadi duduk. Dari duduk menjadi berbaring. Dan yang terakhir berwudlu dan diam[4].

Cantik dari hati tidak sekedar peduli dengan keadaannya di dunia. Namun juga peduli dengan keadaannya di akhirat nanti. Wudlu tidak sekedar membuat wajah bercahaya di dunia, tapi juga di akhirat.

“Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu’nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah.” (HR. Bukhari – Muslim).

Selain dapat membuat wajah bercahaya, berwudlu sebelum shalat atau sebelum melakukan hal apapun dapat membuat diri ini terjaga dari perbuatan buruk. Hati pun jadi lebih tenang dalam merespon berbagai persoalan.

Al-Qur’an dalam Surat Al-Baqarah ayat 45 mengajarkan untuk menjadikan shalat dan sabar sebagai pegangan kita dalam menghadapi persoalan apapun. Itu artinya, kita diminta selalu menghadap pada-Nya dalam kondisi apapun. Dalam susah dan senang.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sangatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Al-Baqarah:45)

Memberi Maaf & Tidak Mencari-Cari Kesalahan Orang lain

Maaf sangat sulit dilakukan terutama bagi mereka yang ber-ego tinggi dan senang mencari-cari kesalahan orang lain. Atau juga mereka yang suka mencari kambing hitam atas kesalahan yang diperbuatnya.

Padahal dikisahkan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw dijamin masuk surga karena beliau setiap hari sebelum tidur senantiasa memaafkan siapapun [5]. Kita pun jangan terpengaruh mencari-cari kesalahannya. Karena itu sama saja mengubah diri ini sama saja dengannya.

Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” [HR. Tirmidzi].

Agama tidak pernah menyarankan diri ini untuk mengoreksi orang lain. Tapi yang diutamakan adalah mengoreksi diri sendiri sebagai latihan hisab (perhitungan amal perbuatan) di akhirat nanti.

Jika berkumpul dengan teman, masih banyak di antara kita yang gemar menjadikan aib, keburukan, dan kesalahan orang lain sebagai bahan pembicaraan. Dengan membicarakan keburukan orang lain, si penggunjing merasa terbebas dari aib-aibnya. Padahal tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Bahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 12 disebutkan bahwa menggunjingkan kawan kita sendiri sama saja dengan memakan bangkainya. Maka wanita yang cantik hatinya sudah pasti menjauhi perbuatan keji ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al Hujurat: 12)

 

Jelas Halal

Kita pun harus senantiasa mengonsumsi segala hal yang halal. Baik yang dikonsumsi oleh tubuh, kulit, atau bahkan yang kita pakai sehari-hari. Baik halal secara zat maupun halal secara prosesnya. Betapa banyak binatang yang asalnya halal dikonsumsi seperti ayam, kambing, dan sapi tapi ternyata tidak halal prosesnya. Akibat ketidakhalalan proses ini, berubah menjadi haram.

Makanan mempengaruhi perilaku kita sehari-hari. Makanan halal membawa kita mudah menerima kebenaran. Makanan halal membawa kita senantiasa menyenangi kebaikan dan kebenaran serta membenci berbagi kemungkaran. Makanan halal memudahkan kita berlaku baik. Dari sinilah cantik dari hati dapat terwujud.

“Hai Ali, barangsiapa yang memakan (makanan dan minuman) yang halal, maka agamanya akan menjadi bersih, hatinya akan lunak, dan do’anya tidak akan terhalang”. (Al Hadits)

Dalam hadits-nya yang lain, Rasulullah saw bersabda, “semua perbuatan maksiat yang dilakukan oleh setiap hamba itu disebabkan oleh makanan haram, barang siapa makan barang haram dan ingin berbuat baik, maka dia menginginkan sesuatu yang mustahil[6].

Bersyukur & Berbagi

Begitu banyak nikmat yang Allah berikan pada saya, mulai saya dilahirkan, hingga hari ini. Banyak pengalaman berharga dalam hidup saya. Pengalaman berharga tidak sekedar dari pengalaman yang menyenangkan tapi juga dari berbagai masalah dan ujian kehidupan. Karena dalam setiap ujian-Nya pasti terselip hikmah yang agung.

Hikmah yang membuat saya lebih sadar akan makna penghambaan. Hikmah yang membuat saya sadar bahwa semua masalah berasal dari-Nya dan sudah semestinya masalah tersebut dikembalikan pada-Nya. Hikmah yang membuat saya selalu bersyukur karena masih diingatkan-Nya.

Rasa syukur atas nikmat kesehatan, nikmat islam & iman, serta nikmat dikabulkannya doa-doa. Beberapa doa memang tidak harus terkabul karena belum tentu yang kita minta terbaik untuk kita. Kini, seiring dengan bertambahnya usia, sayapun lebih banyak menyerahkan diri dalam berdoa. Yakin bahwa yang Allah tetapkan adalah yang terbaik. Saya hanya meminta untuk selalu bisa mensyukuri apapun yang Allah berikan, baik kesenangan atau kesedihan, baik kemudahan atau kesulitan dengan cara yang benar.

Syukur dapat dilakukan dengan lisan dan perbuatan. Melalui lisan, jaga perasaan orang lain yang mungkin tidak seberuntung kita. Bersyukur bukan berarti menjadi pamer. Tapi bersyukur justru membuat kita rela membagi nikmat-nikmat yang diberikan-Nya pada orang yang membutuhkan.

Berbagi adalah salah satu bagian penting kecantikan hati. Tidak banyak orang yang mau menyibukkan dirinya untuk berbagi pada sesama. Apalagi zaman yang makin maju malah membuat banyak orang yang lebih mementingkan dirinya ketimbang lingkungan sekitarnya.

Ikhlas Beramal Berdayakan Lingkungan

Tidak mudah untuk berbagi. Karena mereka yang kita bagi pun banyak yang mementingkan egoisme pribadi. Tidak merasakan bagaimana beratnya proses berbagi ini. Perlu kesabaran ekstra dalam berbagi. Banyak orang yang meminta bantuan kita. Tapi sulit sekali kita minta bantuannya. Bahkan banyak yang membalas kebaikan kita dengan mencaci-maki kita dan menjadikan bahan tertawaannya.

Menghadapi hal ini, Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama besar dari Tarim, Hadramaut, menyarankan agar tidak membalas perilaku tersebut. Cukuplah membalas dengan senyum atau diamkan saja.

Dalam hal berbagi, orang pertama yang menjadi prioritas saya adalah kedua orang tua saya. Merekalah orang yang paling berjasa dalam hidup saya. Di sisa usianya yang semakin menua, saya ingin bisa merawat mereka hingga akhir hayatnya. Rasanya, tidak ada yang lebih indah dari keridhaan kedua orang tua kita. Hadits pun menyebutkan bahwa keridhaan Allah bergantung pada keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua[7].

Berbagi dapat dilakukan siapapun, kapanpun, dengan cara apapun. Berbagi tidak membuat apa yang kita miliki jadi berkurang, bahkan bertambah. Saya mencoba menerapkan berbagi ini dalam hal ilmu. Ini sudah saya lakukan sejak Desember 2013 lalu di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Cevest Bekasi.

BBPLK Bekasi, Membangun Indonesia Melalui Pelatihan Tenaga Kerja

Di BBPLK Bekasi, saya dan kawan-kawan sesama instruktur berbagi ilmu dan keterampilan pada para pencari kerja yang terkendala biaya untuk kuliah atau mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan swasta.

Lulus pelatihan, siswa langsung diikuti uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikas Profesi (LSP) yang juga gratis. Masing-masing kejuruan memiliki LSP yang berbeda. Ada LSP listrik, LSP Komputer, LSP elektronika, dan lain-lain. Setelah uji kometensi, mereka pun diikukan On the Job Training (OJT) di berbagai industri di sekitar Bekasi.

Sudah banyak lulusan BBPLK Bekasi yang terserap di industri. Bahkan banyak yang digaji lebih besar dari kami, para instrukturnya. Hal ini justru membuat kami senang karena apa yang kami bagikan saat mengajar dan melatih dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

DSC00051

Mengajar di BLK

[1] Sumber:aktual.com/fakta-ilmiah-air-wudhu-berkhasiat-jadikan-kulit-muslimah-tampil-cantik/

[2] HR. Bukhari No. 3559, dari Ibnu Umar, Muslim No. 2321, dari Ibnu Amr. Ini lafaz Bukhari

[3] Amal ibadah dan kebaikan dilakukan karena mengharap pujian manusia

[4] HR.Bukhari-Muslim, HR.Abu Dawud, HR. Ahmad, dan HR. Tarmidzi

[5] Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 220 (alsofwah.or.id)

[6] Al-Minah As-Saniyyah: 7-8

[7] Hadits Riwayat Hasan. at-Tirmidzi : 1899,  HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394

Tentang Syamsiah

Senang mengamati sekitar
Pos ini dipublikasikan di Agama dan Ummatnya, Interaksi dan Komunikasi dan tag , , , , . Tandai permalink.

16 Balasan ke Cantik Dari Hati Pancarkan Aura

  1. Apri Ann berkata:

    Kcantikan fisik bisa pudar. Tp cantik hati, akan abadi

    Suka

  2. Eni Martini berkata:

    indahnya cantik dari dalam ya mba

    Suka

  3. Ery Udya berkata:

    Cantik dari hati, tulus, apalagi bisa kontrol emosi. Itu wanita yg keren bagi saya. Semoga kita bisa dan terus perbaiki diri..

    Suka

  4. Sisko Afnindar berkata:

    subhanallah meng inspirasi ijin share

    Suka

  5. Betul Mbak, cantik itu relatif. Ada yang suka kulit putih, namun ada yang suka juga kulit sawo matang. Ada yang suka langsing, ada juga yang suka badan berisi. Relatif ya..

    Suka

  6. duniabiza berkata:

    Penting bangt ya mba menjaga dan mengelola emosi biar hatinya tetap cantik. Dan setuju selalu mendekatkan diri pada agama adalah koentji.. 😦

    Suka

  7. Frida Herlina berkata:

    Sharing is caring. Saat kita masih bisa berbagi maka manfaatkan kesempatan itu. Berbagi apapun.

    Suka

  8. cumilebay berkata:

    Ini cantik yang terpancar dari dalam yaaaa
    Btw baru tau kalo wudhu bisa mencegah kanker kulit #LangsungBaca

    Suka

Tinggalkan komentar